G O O D T H I N G S C O M E T O G O O D P E O P L E

Ga ada yang gratis di dunia ini.
Semua ada harganya dan semua harus di bayar.
Hanya masalah 'waktu' dan 'cara' pembayarannya saja yang berbeda.

Januari 03, 2011

Ngemper di Bandung Indah Plasa

Ngemper di Bandung Indah Plasa

Persis tanggalnya aq lupa kapan mulainya. Pastinya tahun 1998 sejak krisis moneter memporak-poranda negeri ini aq dan pacarqu (sekarang suami) jualan berbagai jenis figura di trotoar jalan Merdeka depan Bandung Indah Plasa.

Ide awalnya karena banyaknya waktu luang selama mengerjakan skripsi. Kemudian melihat salah asa satu pedagang yang menjual figura dari bahan kertas daur ulang. Aq merasa tertantang untuk ikut menjual hasil karya qu yang selama ini hanya ku pakai sendiri atau untuk kado. Pacar qu pun mendukung. Perlu tiga hari untuk benar-benar menclok duduk ngemper jualan di situ.

Hari pertama, datang dengan seplastik besar berisikan figura yang sudah jadi berikut bahan-bahannya, lewat...ga jadi ah. Malu. Coba lagi hari kedua sampai sakit perut kayak mau manggung...batal, pulang. Hari ketiga masih belum bernyali. Sampai hari ketiga...duduklah kita dengan bermodalkan sepetak kecil kain sebagai alas di trotoar Bandung Indah Plasa. dan woalah...resmilah kita ngemper di situ. Baru tiga hari kemudian pindah ke sebrang Bandung Indah Plasa bergabung dengan pedagang sejenis.

Awalnya brasa aneh bin ajaib nongkrong di trotoar ceweq seorang diri di tengah para penjual lelaki. Untung pacar juga cuek jadi lama-lama kebal juga malah menikmati. Apalagi rupaih yang didapat lumayan untuk nambah-nambah uang saku yang terasa kurang karena krisis moneter. Mau minta lebih kayaknya ga tau diri banget karena orang tua yang tersisa tinggal Mama yang tidak bekerja. Jadi sekalipun kita berderet-deret jualan barang sejenis tapi bahan dan corak tetap ada pelanggannya sendiri-sendiri. Kreativitas pun semakin berkembang. Ah pokoknya menyenangkan.

Semua orang yang pernah bertanya pasti menyangka aq mahasiswa ITB, Glekh! Kasian ITB...hehehe. Bukan aq anak UNPAD...lebih kasian lagi UNPAD ya ;-p. Kenapa selalu disangka ITB ya?

Pesanan pun meningkat menjadi pesanan figura untuk sovenir pernikahan. Rekornya itu...berapa ya 500 figura kecil kalo ga salah. Pernah sampai ditungguin di rumah saking pengen langsung dibawa. Maklum ini kan pekerja tangan, yang dikerjakan hanya oleh aq dan pacar qu saja. Duh jadi kangen....ngerjain figura sampai tengah malam, menuliskan nama pengantin berulang-ulang di setiap figura sampai beratus-ratus figura. Di komplen pelanggan, mendapat tantangan desain baru ide dari pelanggan, mencari bahan sampai ke Sumedang. TADinya cuma modal seplastik besar lama-lama menjadi satu kardus besar tambah plastik juga. Tadinya cuma buat jajan lama-lama bisa buat beli sepatu dan lain-lain.

Karena mengirim cerita tentang keberanian aq jualan ngemper di pinggir jalan aq menang kontes “BRANI GA” nya MTV dapat hadiah jam tangan Swatch warna biru muda yang kwueren banget dah. Saat itu kalo di toko harganya 750 ribu rupiah. Sayang umurnya ga lama...hmm ada yang ber’minat’ sama jam itu, hiks!

Kalo lagi pergi ke kampus qu nun jauh disana aq titipkan jualan qu ke ‘tetangga’, mereka sudah seperti keluarga. Walaupun jualan barang sejenis tapi tidak terbersit sedikit pun rasa persaingan karena secara bahan dan selera berbeda hanya bentuk nya sama-sama figura. Kalo yang punya aq itu pastinya kalerful sedangkan mereka lebih ke warna natural coklat dan senada dengan warna alam gitu. Jadi pulang dari kampus langsung nongkrong di situ. Sampai akhirnya aq lulus kuliah S-1.

Tahun 2000 pacar qu keterima bekerja, sehingga aq jualan lebih banyak sendiri dan lama-lama jadi citu semangatnya. Akhirnya memutuskan untuk berhenti dan hanya menerima pesanan saja. Tahun pertama berhenti masih sempat ada yang pesan tapi lama-lama karena tidak ada promosi hilang...hiks. Padahal bahan masih banyak dan sampai sekarang masih disimpan. Beruntung juga memutuskan berhenti saat itu karena Tantib mulai gerilya membersihkan pedagang kaki lima di sekitar BIP jadi alhamdulillah aq ga ngalami diontrok tantib.

Saat menikah, kita membuat sovenir kita sendiri ;-p. Sekarang jadi kepikiran mo nyoba bikin lagi trus di promosiin lewat internet ah. Mumpung anak-anak udah pada gede. Ayo sapa y ang mau jadi pembeli pertama....?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

be my guest...