G O O D T H I N G S C O M E T O G O O D P E O P L E

Ga ada yang gratis di dunia ini.
Semua ada harganya dan semua harus di bayar.
Hanya masalah 'waktu' dan 'cara' pembayarannya saja yang berbeda.

Januari 07, 2011

3 Tahun Dah Bisa Baca? Gimana caranya?

Pertanyaan yang sering diajukan oleh orang-orang yang mendapati anak kami Hakuna Matata bisa membaca dengan lancar saat dia berusia 3th (sekarang 8th) di rumah sodara, toko buku atau di tempat umum lainnya (saat ini adiknya Pixar sudah mulai mau lancar membacanya). Berdasarkan pengalaman, kami selalu menjawab pertanyaan itu dengan serius tapi mereka yang bertanya ternyata tidak serius, tidak betul-betul ingin tahu. Karena setelah kami menjelaskan caranya, mereka kemudian berkata “ah repotnya” atau “ah nanti juga bisa sendirilah” dan lain-lain. Miris rasanya saat kita menjelaskan dengan serius dan semangat tapi ujungnya di respon dengan sebaliknya oleh orang yang bertanya. Bahkan ada yang menunjukan ketidak percayaan bahwa anak kami bisa membaca itu karena hasil usaha kami, orang tuanya sendiri. Sepertinya membuat anak sendiri bisa membaca adalah hal yang tidak mungkin. “ah masa’ bisa sama sendiri, paling juga playgroup”.Hm.....bebas dah mo bilang apa juga.No problemo:)



Padahal anak bisa membaca usia 3 tahunan rasanya sekarang sudah semakin lazim. Sudah buanyak banget buku yang berisikan petunjuk untuk mengajarkan hal tersebut. Ada buanyak metode yang beredar dalam bentuk buku bahkan di seminarkan. Tinggal kita sebagai orang tua, orang yang akan mentransfer metode tersebut yang harus memilih metode mana yang kita praktekkan untuk anak kita. Apakah itu metode Glen Domann, Montesori, Fonetik, Mengeja dan lain sebagainya.Pilih satu dan pelajari dengan seksama caranya. Tapi dari pengalaman aq ternyata inti nya mengajarkan membaca dengan membaca setiap hari apapun metodenya. Buktinya aq cuma menerapkan nge'flash' kartu ke anak-anak qu cuma sekitar satu bulan karena keterbatasan kartu setelah itu aq pakai metode qu sendiri...membacakan apa saja yang bisa dibaca setiap hari.Itu kalo menginginkan anaknya bisa baca di usia dini yah...



Aq kebetulan dipertemukan dengan sodara yang anaknya menerapkan metode Glen Domann. Kebetulan lagi aq sudah mengetahui hal ini jauh hari sebelum menikah (saat kakak qu memiliki anak). Walaupun Kakak qu kurang bersemangat mentransfer metode ini ke anaknya sehingga aq tidak bisa melihat buktinya secara langsung tapi aq tetap menanamkan dalam hati kalo nanti aq punya anak, aq akan mentransfer metode ini untuk anak qu. Karena jika ada anak lain yang bisa membaca di usia 3 th (bahkan anak yang mengalami cidera otak) berarti anak siapapun bisa. Aq menganggap ini sebagai tantangan. Aq suka tantangan!



Saat hamil, selain menjejali diri dengan bacaan tentang keorangtuaan dan pengasuhan bayi, aq pun mulai membuat bahan-bahan yang diperlukan untuk mentransfer metode Glen Domann tersebut. Saat membaca teorinya serasa,tampak,terdengar menjelimet. Tapi percaya deh itu hanya teorinya saja begitu sudah dipraktekkan apalagi dengan penuh suka cita dan cinta ...



Saat memulainya memang terasa sangat aneh, ganjil dan seperti hal yang mustahil karena bayi umur 6 bulan sudah ditunjukkan sebuah kartu bertuliskan satu kata dalam ukuran yang besar dan warna spidol merah tebal. Tapi karena aq menyakini betul bahwa melakukan hal ini bisa membuat anak qu bisa membaca sama seperti saat aq mulai mengajaknya berbicara walau masih dalam kandungan bisa membuat banyak perbedaan dalam hal mengasuh anak maka aq pun tetap melakukannya. Alhamdulillah suami mendukung penuh dan mau bekerjasama dalam mengasuh anak sehingga membuat transfer metode membaca menjadi lebih mudah.



Proses transfer yang benar-benar mirip sesuai teori di buku hanya berjalan paling seminggu;-p. tapi tidak berarti berhenti, proses transfer metode membaca masih terus berjalan dengan masih menggunakan separuh metode GD artinya masih menggunakan kartu baca bikinan sendiri tapi tidak di ‘flash’ semirip teori di bukunya. Apalagi kartu bikinan aq terbatas sehingga baru berjalan berapa bulan sudah tamat (stok kartunya habis). Kartu-kartu lama pun terus dipakai berulang padahal menurut teorinya sebaiknya tidak di lakukan. Tapi aq berkeyakinan bahwa mengajari bayi/anak membaca adalah dengan membaca maka aq punya kesimpulan sendiri bahwa membacakan kata/tulisan apa saja yang penting membaca.



Kenapa dari bayi? Otak manusia itu semakin muda semakin cepat dalam menyerap informasi bahkan di ibaratkan seperti spons. Dan teori mengenai kehebatan otak lainnya bisa di cari di “Revolusi Cara Belajar/The Learning Revolution”. Dan kemampuan otak kita itu tergantung sekali dengan seberapa banyak stimulasi atau rangsangan yang otak kita terima.



Jadi memperkenalkan/flash kartu bertuliskan kata-kata itu seperti kita memperlihatkan ini pohon dan benda-benda baru lainnya. Kita menanamkan dalam memori otak bayi yang masih kosong itu bahwa tulisan tertentu itu adalah sesuatu yang memiliki arti, bahwa bentuk garis tertentu itu adalah sesuatu yang bisa di baca. Sama saat dia melihat meja dan kita katakan itu meja. Berarti sesuatu dengan bentuk seperti itu adalah meja. Beda kalo seandainya bayi yang tidak pernah kita beritahu apapun maka dia pun tidak akan tau tentang apapun jika nanti di tanya. Jadi sebenernya sesederhana itulah cara mengajarkan bayi membaca.



Namun banyak orang membayangkan kata ‘mengajarkan’ bayi membaca itu seperti halnya disebuah sekolah, ada murid yang harus duduk tertib dan harus terpaku mendengarkan guru nya berbicara. Wah tentu itu akan menjadi mimpi buruk untuk orang tua maupun bayi nya kalooo seandainya betul ada yang menerapkan seperti itu. Kunci pertama dari mengajari bayi kita membaca itu adalah memahami betul informasi tentang metode yang kita pilih. cari informasi yang utuh dari sumber yang terpercaya, jangan setengah-setengah. Kunci kedua itu harus yakin. Apapun itu harus berawal dari yaqin dulu. Karena ada beberapa artikel yang memperdebatkan bahwa kepandaian membaca tidak perlu dicapai di usia balita. Pastinya untuk semua hal selalu ada dua sisi, setuju atau tidak, bagus atau tidak dan seterusnya. Sempat kepikiran kalo perbedaaan pendapat itu karena persainagn bisnis semata ;-p.Yah...kan kalo anak 3 tahun jadi trend ntar calistung, playgroup ga laku kali yah...Ups!Tinggal gimana kitanya mau ikut yang mana, menyakini yang mana. Kalo sudah yaqin proses selanjutnya akan jadi mudah.



Proses ‘mengajari’ bayi kami membaca selanjutnya itu sebenernya ada di note aq yang berjudul Bicara, Bicara dan Bicara. Mungkin karena temanya mengajari membaca jadi di ganti dengan Membaca, Membaca dan Membaca. Iya betul! Hanya dengan membacakan tulisan-tulisan yang terlihat di tempat umum, seperti papan iklan, judul toko/kantor, spanduk, tulisan di badan motor/mobil dll. Kalo di rumah tulisan yang terdapat di kotak kemasan makanan/minuman, judul acara di tv yang biasanya bertulisan besar-besar, judul di vcd, tulisan yang ada di barang-barang seperti tv, komputer, hp, dispenser, kulkas dll. Atau memang menyengaja membacakannya satu buku cerita. Aq sarankan buku Thank You Allah dari Mizan. Karena isi bukunya bertuliskan huruf yang cukup besar untuk dilihat anak balita, terpisahnya tulisan dan gambar itu akan memudahkan balita untuk fokus pada membaca. Semua kegiatan ini dilakukan setiap hari sama seperti kita memberi dia makan, memandikannya dan kegiatan yang setiap hari kita lakukan saat mengasuhnya. Jadi tidak ada waktu khusus. Saat sedang membuatkan makanan/minuman dan memerlukan air dari dispenser, kita bacakan merek dispensernya, kalo itu makanan instan kita bacakan dulu tulisan yang ada di kemasan sekaligus menceritakan makanan apa yang akan dia makan. Semakin meningkat umurnya akan semakin tertarik dia untuk membaca (berdasarkan pengalaman). Kalo sedang menonton vcd, sekali-sekali vcd nya di pause dan bacakan teks Indonesia yang tertera di layar (jadi usahakan selalu membeli vcd yang ada teks Indonesia nya). Kalo sedang jalan-jalan di Mal, coba untuk sengaja berhenti di tulisan-tulisan yang ‘eye catching’ atau menarik perhatian dan baca bersama sambil jari kita menunjukan tulisan yang sedang kita baca. Carilah ide kreatip sendiri tulisan dari mana lagi yang bisa dijadikan saran mengajari bayi/balita kita membaca. Pastikan dilakukan dengan senang hati.



Menurut pengalaman aq karena dilakukan dengan senang hati dan setiap hari sehingga bayi /balitanya pun sudah menganggap kegiatan ‘belajar’ membaca itu sama halnya seperti mandi, makan, nonton tv dan kegiatan harian lainnya. Aq dan suami pun tidak merasa sedang mengajari membaca sehingga tidak ada beban target bahwa anak kami harus sudah bisa membaca umur sekian. Tidak ada sama sekali pikiran seperti itu. Kami sudah memasukkan ‘mengajari’ bayi/balita membaca itu kedalam pola asuh kami.



Jadi saat anak kami usia 3th sudah mulai menampakkan hasilnya itu seperti bonus. Sama saat kami mengetahui anak kami bisa berdiri, berjalan, mengenal warna, angka dll. Hanya lebih takjub saja. Apalagi pada saat Hakuna dulu, sepupunya yang mau masuk SD sibuk ikut calistung sementara Haku sudah membaca layaknya orang dewasa. It’s true! Yang harusnya sepupunya yang lebih tua yang membacakan cerita ini malah Haku yang belum sekolah yang membacakan cerita untuk sepupunya.



Hampir semua yang pernah bertanya merasa drop begitu tau bahwa kami melakukannya dari bayi sementara mereka baru bertanya saat anaknya sudah berumur 3 tahun. Mereka termakan iklan yang berharap semua bisa terjadi dalam sekejap. Paling akhirnya ‘ya sudahlah nanti juga bisa sendiri kalo mang sudah waktunya’. Ok. Aq tidak akan berdebat sedikitpun soal keyakinan dan pilihan orang lain. Karena aq pun tidak suka bila keyakinan dan pilihan aq di debat sama orang lain ^____*. Yang mau niru silahkan yang tidak pun silahkan.



Januari 03, 2011

Pengalaman Menyusui



Pengalaman Menyusui

Sebagai calon ibu yangsedang hamil aq selalu berusaha mencari informasi sebanyak-banyak tentang segal sesuatu yang nanti akan aq jalani. Entah itu merawat bayi, menyusui dan lain-lain. Karena aq pikir punya anak harus dibekali banyak informasi dari berbagai sumber referensi, baca dengan teliti kemudian pahami, buka pikiran dan mata hati agar nanti bisa menjalaninya dengan senang hati. Ga bisa, ga cukup hanya mengandalakan kata orang begini, kata orang begitu. Apalagi selama hamil aq banyak mendengar saran-saran yang nampaknya kurang masuk akal. Tapi karena aq sudah mencari sendir jadi aq bisa memutuskan apakah akan aq ikuti saran itu atau tidak. Tapi kebanyakan tidak...hehe..maap yah sodara-sodara. Aq punya pegangan sendiri yang menurut aq lebih bisa dipertanggunjawabkan. Beruntungnya aq tinggal hanya dengan suami qu jadi bisa bebas menjalani apa yang kami berdua yakini tanpa interupsi dan perasaan ga enak hati karena tidak menuruti apa yang orang lain sarankan.

Menyusui bayi sendiri adalah satu siklus paling alami di kehidupan seorang ibu atau induk yang dipercaya bisa melahirkan bayi. Jadi adalah hal yang tampak aneh kalo aq dengar beberapa orang lebih banyak memilih untuk sibuk berdalih air susunya sedikit, air susu tidak keluar dan lain sebagainya. Menurut aq adalah hal yang tidak mungkin ada ibu yang tidak bisa menyusui bayinya sendiri kecuali dia memang menginginkannya begitu. (ibu/induk yang sakit tentu di laur kategori ini) . Dan woalah...ternyata setelah aq baca di berbagai media benar lah dugaan qu bahwa kekuatan pikiran kita lah yang mengontrol apakah air susu kita akan menjadi banyak atau sedikti atau tidak keluar sama sekali. Semakin sering seorang ibu mengatakan air susu nya sedikit atau air susu nya tidak keluar makan akan seperti itulah yang terjadi...air susunya akan meng’amin’in apa yang ada dalam pikiran ibu tersebut. Jadi sesimpel itu toh cara kerjanya, pikir qu waktu itu.

Tibalah giliran aq untuk mempraktekkan apa yang sudah aq baca. Saat menyusui pertama perlu dau kali saja aq dan bayi qu menyesuaikan posisi masing-masing. Dan itu pun bayi qu tidak langsung menyusu, dia hanya diam saja. Tapi karena aq sudah pernah membaca bahwa menempel bayi baru lahir dalam posisi menyusui itu baik dilakukan walaupun bayinya belum menyusu jadi hal itu tetap aq lakukan dan membiarkan nya untuk sekitar satu jam. Selama di rumah sakit pun bayi qu lebih banyak tidur saat menyusui tiba tapi karena lagi-lagi karena aq juga sudah pernah membaca bahwa akan ada kondisi seperti ini maka aq tetap membuat nya tidru dengan posisi menyusui dan berusah keras membuat nya terjaga sehingga akhirnya mau menyusui. Apalagi ternyata bayi qu dinyatakan memiliki kadar bilirubin yang cenderung tinggi yang disarankan untuk dirawat tambahlah aq paham kenapa dia lebih sering tidur. Karena menurut informasi yang aq baca dan dokter bayi kuning memang seperti itu.

Saat bayi qu di rawat dan aq sendiri sudah diperbolehkan pulang, di rumah sepanjang hari aq hanya fokus untuk menghasilkan air susu yang banyak. Saat pertama kali memerah hanya dapat 25cc saja dan berwarna kuning. Karena aq juga sudah baca itulah yang di sebut colostrum jadi walaupun cuma 25cc aq tetap mengantarkan botol susu itu ke rumah sakit dan memberikannya untuk bayi qu selain disana pun aq menyusuinya secara langsung dan lagi-lagi dia tidur. Tapi aq terus berusaha untuk membuatnya terjaga, aq buka semua bedong sampai terbuka semua, aq gelitikin kakinya, aq ajak ngobrol sampai dia bangun dan mau menyusu.

Dari cuma 25cc 50 jadi 100 sampai akhirnya satu botol penuh. Memerahnya pun dari meringis kesakitan sampai sambil ngobrol ^__^ Memerahnya hanya memakai alat paling sederhana bukan yang canggih pakai listrik. Alhamdulillah setelah 3 hari akhirnya anak qu keluar.

Saat menyusui bayi yang dirawat aq juga bertemu dengan ibu-ibu yang senasib, bayinya di rawat karena suatu hal. Kebanyakan karena prematur dan kuning. Mereka sama semangatnya dengan aq bertekad ingin memberikan ASI untuk bayinya. Sama juga mengalami bayi yang tidak mau menyusu saat kita datang. Sehingga kadang aq juga memerah air susu di ruang menyusui bersama beberapa ibu-ibu lain. Ada ibu yang komentar koq susu nya udah banyak? Kemudian aq ceritakan bahwa awalnya aq ke sini hanya membawa 25cc saja. Dan itu membuat dia semangat bahwa ternyata memang begitulah ‘rute’ atau ‘prosedur’ menyusui bayi pertama. Besoknya saat anak qu sudah boleh pulang aq bertemu dengan ibu yang kemaren tampak takjub melihat hasil perahan susu qu di ruang menyusui itu sambil membawa botol susu yang isinya mungkin kurang lebih 50 cc saja. “Benar bu, ternyata kalo kita mau pasti bisa yah” katanya sambil memperlihatkan botol hasil perahannya. “Makasih ya Bu” kata dia lagi sambil salaman dan memeluk qu. “Alhamdulillah sama-sama” jawab aq sedikit merasa aneh karena dipeluk. Kemaren aq ngomong apa yah, koq Ibu itu sampai segitu nya bilang makasih nya....hehehe.

Sampai di rumah adalah benar-benar saatnya saling beradaptasi antara kami sekeluarga. Beradaptasi dengan suasan yang sama sekali baru, dengan ritme yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Alhamdulillah suami bisa cuti seminggu sehingga mempermudah proses adaptasi kami semua. Karena menyusui bayi baru lahir benar-benar dahasyat. Hampir sejam sekali! Seperti ter’penjara’ (agar didramtisir dikit) karena aq jadi hampir tidak bisa melakukkan hal lain selain menyusui dia. Bahkan sampai makanpun disuapin sama suami. Saat bayinya tidur aq lebih banyak ikut tidur. Kalau tidak aq makan dan minum. Tampak sangat jelas bahwa suami qu orang yang sangat pengertian dan helpful jadi dia lah yang mengambil alih mencuci dan urusan rumah tangga lain sampai kurang lebih sebulan. Makan kebanyakan beli di luar. Akhirnya setelah aq dan bayi qu mulai saling memahami satu sama lain barulah urusan rumah tangga balik aq yang mengerjakan. Beruntung benar aq memiliki suami yang mau bekerjasama seperti itu. Bukan cuma itu saja, suami qu juga benar-benar ikut terjun langsung merawat bayinya. Mengganti popok, mau karena pipis atau pun pup, menemaninya saat aq sedang melakukan sesuatu, mengajaknya bermain dan hal-hal lain yang biasa aq lakukan. Jadi suami benar-benar menunjukkan bahwa dia menginginkan anak dalam arti sebenarnya. Bukan hanya pada saat anaknya bersih dan anteng saja suami mau megang tapi saat kotor dan resah gundah gulana pun dia siap sedia. Jadi tekad kami saat hamil akan menjadi satu tim yang solid jika sudah punya anak alhamdulillah terwujud. Mencari, membaca informasi tentang merawat bayi bersama-sama dan mempraktekkannya pun bersama-sama. Kakak dan Mama qu iri melihat suami qu yang helpful, mereka bilang aq kurangajar membiarkan suami mengerjakan banyak hal yang ‘menurut tradisi’ adalah pekerjaan perempuan. Yaa..maap-maap aja yah itu mah bukan aliran rumah tangga kita.


Alhamdulillah bayi kami pun termasuk bayi yang anteng, hampir tidak pernah menangis bahkan saat tengah malam mau menyusui. Mungkin karena aq juga cepat tanggap terhadap kebutuhan dia. Jadi aq paham betul bahasa tubuhnya saat dia mau menyusu, jadi dia tidak perlu menunggu lama apalagi sampai menangis untuk mendapatkan kebutuhannya itu. Sempat aq dengar bahwa ada beberap ibu yang sengaja membiarkan anaknya sampai menangis dulu baru kemudian dipenuhi kebutuhannya entah itu menyusu, ganti popok atau yang lainnya dengan alasan biar bayinya tidak manja, biar ‘olahraga’. Wah....aq benar-benar tidak sependapat dengan hal itu. Tapi aq hanya menyimpan nya dalam hati saja bila sedang melihat ada orang yang melakukan hal tersebut. Karena pastinya hanya akan menimbulkan perdebatan yang tidak menguntungkan kalo sampai aq menyatakan ketidaksetujuan qu dengan orang yang sudah memilih menyakini hal tertentu sama seperti aq yang pastinya akan mempertahankan pendapat qu kalo ada orang yang mendebat sesuatu yang aq yakini.

Dan menyusui dua anak selama dua tahun pun berlangsung dengan selamat dan menyenangkan. Alhamdulillah, terima kasih YA ALLAH atas kemudahan yang sudah Engkau berikan kepada kami.

Menyusui adalah satu siklus alami kehidupan dari seorang ibu/induk yang dipercaya untuk melahirkan seorang bayi.

ASI MAKANAN PASTI PALING BERGIZI UTK MENCUKUPI KEBUTUHAN NUTRISI SEORANG BAYI BAIK ITU JASMANI JUGA ROHANI. HANYA PERLU NIAT TULUS IKHLAS DARI DALAM HATI AGAR SUKSES MENYUSUI.

Asi, persembahan dari dasar hati seorang ibu yang melahirkan bayi.

Susu sapi yang diformulasi oleh ahli yg berpendidikan tinggi serta pabrik yg berteknologi canggih tidak akan pernah mendekati, menyerupai kandungan ASI.

Cari informasi yang memadai, baca dengan teliti, pahami, buka pikiran dan hati untuk sukses menyusui

ASI MAKANAN PASTI TIDAK TERGANTI UTK MENCUKUPI KEBUTUHAN NUTRISI SEORANG BAYI BAIK ITU JASMANI JUGA ROHANI.KALO NIAT DIHATI SUDAH TERPATRI TIADA YANG BISA MENGHALANGI.JIKA ADA KENDALA PASTI SEMANGAT UTK MENCARI SOLUSI BUKAN SIBUK BERDALIH.WALO TIDAK BISA JADI AJANG ADU GENGSI SAAT NGERUMPI.KARENA ASI TIDAK ADA NILAI JUAL BELI

Ngemper di Bandung Indah Plasa

Ngemper di Bandung Indah Plasa

Persis tanggalnya aq lupa kapan mulainya. Pastinya tahun 1998 sejak krisis moneter memporak-poranda negeri ini aq dan pacarqu (sekarang suami) jualan berbagai jenis figura di trotoar jalan Merdeka depan Bandung Indah Plasa.

Ide awalnya karena banyaknya waktu luang selama mengerjakan skripsi. Kemudian melihat salah asa satu pedagang yang menjual figura dari bahan kertas daur ulang. Aq merasa tertantang untuk ikut menjual hasil karya qu yang selama ini hanya ku pakai sendiri atau untuk kado. Pacar qu pun mendukung. Perlu tiga hari untuk benar-benar menclok duduk ngemper jualan di situ.

Hari pertama, datang dengan seplastik besar berisikan figura yang sudah jadi berikut bahan-bahannya, lewat...ga jadi ah. Malu. Coba lagi hari kedua sampai sakit perut kayak mau manggung...batal, pulang. Hari ketiga masih belum bernyali. Sampai hari ketiga...duduklah kita dengan bermodalkan sepetak kecil kain sebagai alas di trotoar Bandung Indah Plasa. dan woalah...resmilah kita ngemper di situ. Baru tiga hari kemudian pindah ke sebrang Bandung Indah Plasa bergabung dengan pedagang sejenis.

Awalnya brasa aneh bin ajaib nongkrong di trotoar ceweq seorang diri di tengah para penjual lelaki. Untung pacar juga cuek jadi lama-lama kebal juga malah menikmati. Apalagi rupaih yang didapat lumayan untuk nambah-nambah uang saku yang terasa kurang karena krisis moneter. Mau minta lebih kayaknya ga tau diri banget karena orang tua yang tersisa tinggal Mama yang tidak bekerja. Jadi sekalipun kita berderet-deret jualan barang sejenis tapi bahan dan corak tetap ada pelanggannya sendiri-sendiri. Kreativitas pun semakin berkembang. Ah pokoknya menyenangkan.

Semua orang yang pernah bertanya pasti menyangka aq mahasiswa ITB, Glekh! Kasian ITB...hehehe. Bukan aq anak UNPAD...lebih kasian lagi UNPAD ya ;-p. Kenapa selalu disangka ITB ya?

Pesanan pun meningkat menjadi pesanan figura untuk sovenir pernikahan. Rekornya itu...berapa ya 500 figura kecil kalo ga salah. Pernah sampai ditungguin di rumah saking pengen langsung dibawa. Maklum ini kan pekerja tangan, yang dikerjakan hanya oleh aq dan pacar qu saja. Duh jadi kangen....ngerjain figura sampai tengah malam, menuliskan nama pengantin berulang-ulang di setiap figura sampai beratus-ratus figura. Di komplen pelanggan, mendapat tantangan desain baru ide dari pelanggan, mencari bahan sampai ke Sumedang. TADinya cuma modal seplastik besar lama-lama menjadi satu kardus besar tambah plastik juga. Tadinya cuma buat jajan lama-lama bisa buat beli sepatu dan lain-lain.

Karena mengirim cerita tentang keberanian aq jualan ngemper di pinggir jalan aq menang kontes “BRANI GA” nya MTV dapat hadiah jam tangan Swatch warna biru muda yang kwueren banget dah. Saat itu kalo di toko harganya 750 ribu rupiah. Sayang umurnya ga lama...hmm ada yang ber’minat’ sama jam itu, hiks!

Kalo lagi pergi ke kampus qu nun jauh disana aq titipkan jualan qu ke ‘tetangga’, mereka sudah seperti keluarga. Walaupun jualan barang sejenis tapi tidak terbersit sedikit pun rasa persaingan karena secara bahan dan selera berbeda hanya bentuk nya sama-sama figura. Kalo yang punya aq itu pastinya kalerful sedangkan mereka lebih ke warna natural coklat dan senada dengan warna alam gitu. Jadi pulang dari kampus langsung nongkrong di situ. Sampai akhirnya aq lulus kuliah S-1.

Tahun 2000 pacar qu keterima bekerja, sehingga aq jualan lebih banyak sendiri dan lama-lama jadi citu semangatnya. Akhirnya memutuskan untuk berhenti dan hanya menerima pesanan saja. Tahun pertama berhenti masih sempat ada yang pesan tapi lama-lama karena tidak ada promosi hilang...hiks. Padahal bahan masih banyak dan sampai sekarang masih disimpan. Beruntung juga memutuskan berhenti saat itu karena Tantib mulai gerilya membersihkan pedagang kaki lima di sekitar BIP jadi alhamdulillah aq ga ngalami diontrok tantib.

Saat menikah, kita membuat sovenir kita sendiri ;-p. Sekarang jadi kepikiran mo nyoba bikin lagi trus di promosiin lewat internet ah. Mumpung anak-anak udah pada gede. Ayo sapa y ang mau jadi pembeli pertama....?