G O O D T H I N G S C O M E T O G O O D P E O P L E

Ga ada yang gratis di dunia ini.
Semua ada harganya dan semua harus di bayar.
Hanya masalah 'waktu' dan 'cara' pembayarannya saja yang berbeda.

Desember 03, 2011

KAYA itu sebenernya apa sih ?



Liat di toko buku, makin kesini makin banyak buku yang berisi teori untuk menjadi kaya.Makanya aq jadi mikir sebenernya kaya itu apa sih ? Kalo ukurannya materi nih, seberapa banyak materi orang bisa disebut kaya? Kenapa sih bwuanyak bener orang yang mau kaya dengan banyak nya harta sebagai standar kaya nya (padahal banyak sendir ga bisa diukur pasti kan). Sampai rela korupsi dan melakukan berbagai hal nista lainnya. Fiuhh...

Ada yang bilang "Orang yang kaya adalah orang yang tidak menginginkan apa yang sebenarnya MAMPU dia miliki"

"Orang yang selalu merasa CUKUP" atau

"Orang yang bisa membeli apapun yang dia mau" atau

"Orang yang tidak mungkin merasa kekurangan" atau

"Kaya itu adalah orang yang sebenernya mampu menumpuk banyak harta didunia tapi dia lebih memilih untuk LEBIH BANYAK menginvestasikan hartanya di akherat."

Mengukur standar kaya itu dengan apa ya? Dengan Harta? Berarti itu hitungan menggunakan angka. Brapa angka terbesar sebagai patokan kaya? Pasti ga ada yang bisa nyebutin karena angka itu kan tiada batasan ya...

Kalo kita lebih sering melihat 'kebawah' soal dunia dan harta benda harusnya ssetiap dari kita itu sudah kaya tapiii kalo kita memilih untuk menatap ke 'atas' soal dunia dan harta benda pastilah kita ga akan pernah kaya selamanya. Jadi kalo dipikir2 Pilihan untuk menjadi kaya itu ada di pikiran dan hati kita ya...itu menurut aq yah.

Kalo menurut Mario Teguh kaya itu ada di ukuran lewat Iman, Jiwa dan kemanfaat diri kita bagi sesama.

Kriteria orang yang anda anggap kaya mana yang paling sering anda temui yang paling mendekati arti 'kaya' menurut versi anda ?

Waktu SD kan aq bercita-cita pengen jd Psikolog.Sejak itu senang mengamati diri sendiri dan orang lain. Banyak orang termasuk aq yang menghayal pengen kaya banyak uang dan harta karena itu akan membuat hidup jd mudah dan bahagia. Ga mungkin ada yang kurang lagi dalam hidup mereka karena semua pasti bisa terpenuhi. Dan seperti itu lah aq menerjemahkan seharusnya orang yang kaya. Ga mungkin ada yang kurang dalam hidup mereka.

Sementara itu menurut aq nih dr sekian lama menemui orang yang secara materi itu jauh lebih banyak dr keluarga aq, pada kenyataanya ternyata banyak yang tidak seperti itu adanya. Mereka malah lebih banyak kufur daripada syukur nya. Makanan yang sudah beragam di meja makan, yang tinngal buka mulut kunyah2 telan pun masihhh aja ada yang kurang. Ntah itu sambalnya kurang pedas, nasi/sayur nya dingin, daging nya keras (padahal ga terlalu keras) dll. OMG!! Atau dah bs naik mobil sendiri kemana-mana masih ngeluh capek lah bolak balik jemput anak, blum kalo macet, nyari parkir dll. Blum kalo yang gila puji puja, dah punya 3 pasang sepatupun masih jg harus beli baru atau selalu ingin jd orang yang paling dulu punya gadget paling baru dan paling canggih walaupun sebenarnya ga butuh yang penting orang tau dan sejenisnya hanya biar dikagumi hanya biar dipuji. Paling parah malah jd serakah sampai hak orang lain pun masih di ambil. Atau pun malah jd bakhil kikir dan senangnya mubazir (semacam hobi ngumpulin makanan untuk menuhin kulkas padahal dimakan mah kagak). Nauzubilamindzaliq...

Itulah kenapa disebutkan bahwa apapun kondisi kita, entah itu kaya atau kurang kaya itu sebagai ujian. Kalo namanya ujian kita pasti mengisinya dengan hati-hati agar semua jawaban ujiannya benar semua kan ?

Kalo sudah begitu kaya itu sebenernya apa sih? Orang disebut kaya itu kalo apa sih ?

Kalo melihat seperti itu aq jd mikir kadang mang pantas banyak orang yang tidak dikabulkan untuk jd kaya, karena dianggap sm ALLAH SWT akan merubah mereka menjadi lebih buruk dr kehidupan yang sudah ada ( apalagi blum mencapai kaya sj sudah swombong, kikir, lidahnya ga ada bosennya berkeluh kesah dll). ALLAH SWT berusaha menyelamatkan kita dr pribadi yang buruk. Yang nantinya hanya akan disibukkan untuk mencintai dan memenuhi gemerlapnya dunia, sibuk berfoya-foya lupa ibadah. Berarti ALLAH SWT tuh sayang sama kita dan ALLAH SWT MAHA MNGETAHUI. Walopun kondisi banyak harta itu lebih baik terutama kalo dijadikan ladang amal ibadah. Jd lebih mudah kalo mau mendirikan mesjid, memberangkat haji orang lain, menyekolahkan dll.

Percaya ga, segimana pun keadaan kita pasti ada yang mengatakan kita lebih. Jd ga mungkin kita adalah manusia paling miskin, paling menderita sedunia KECUALI kalo kita menginginkan 'gelar' itu menetap dalam hidup kita sehingga menjadikan hidup kita benar adanya seperti itu maka pertahankanlah pikiran seperti itu. Kata orang yg ga punya kendaraan orangyg punya sepeda itu kaya, kata orang yg punya sepeda orangyg punya motor itu kaya, kata yg punya motor orangyg punya mobil itu kaya, kata yg punya mobil orang yang punya mobil merk tertentu itu kaya begitulah seterusnya kalo mengukur kaya berdasarkan angka. Karena angka itu tiada batasan. Berarti bener kan kalo kita semua itu kaya...menurut orang yang berada 'dibawah' kita.

Kalo sudah melihat seperti itu jd hilang rasa ingin kaya versi seperti mereka. Mungkin itulah makna yang harus aq ambil karena sering dipertemukan dengan orang-orang yang aq sebutkan tadi yah...agar aq bs jd orang yang mampu 'mengecilkan dunia hanya segenggaman tangan', aq lah yang mengendalikan dunia bukan sebaliknya...semoga. Mungkin pasti iri kalo sudah lah kaya, ahli ibadah, lisannya terjaga dr keluh kesah dan menghina, orangnya amanah, hidupnya biasa sj dan sederhana...

Alhamdulillah dulu diasuh yang mengajari cara hidup sederhana. Jangan harap mau punya sepatu lebih dari 2 pasang. Pokoknya kalo barang masih berfungsi ga bisa minta beli yang baru. BELI FUNGSI BUKAN GENGSI ATAU PENGEN KE PUJI. Gitu deh doktrin nya. Ga ada abisnya kalo beli sesuatu berdasarkan hal seperti itu, pengen sama dengan orang lah dll. Kalo masakan/lauk pauk dirumah belum habis yaah harus abis dulu baru bisa beli makanan lain kayak sate atau lotek biasanya. Pola asuh orang tua juga kalo menurut aq sangat berpengaruh yah. Dan aq betul-betul kembali menerapkan kesederhaan dan selalu bersyukur seperti yang diajarkan orang tua qu dulu. Fiiuhhh ga kebayang kalo dulu dicontohin suka ngegampangin segala hal. Segala keinginan selalu diturutin...

Jd...ternyata menurut aq nih yah yang mencukupkan kebutuhan kita, yang membuat kita bahagia itu ada dalam diri kita sendiri. Letaknya di dalam pikiran dan hati kita.Bukan ditentukan dari seberapa banyak harta yang kita punya atau jabatan apa yang kita jalani seperti yang sering kita kira selama ini. Caranya pun mudah...pertama harus percaya dan yaqin bahwa pikiran dan hati kita lah yang menentukan apapun dalam hidup kita mau itu bahagia, susah, berhasil atau gagal bukan sesuatu yang diluar kita, kemudian bahagiakan orang lain atau pikirkan hal-hal apa sj yang membuat kita bahagia. Bersyukur tiada henti , berdoa, beribadah, berlapang dada dan hanya berharap dan meminta kepada ALLAH SWT.