G O O D T H I N G S C O M E T O G O O D P E O P L E

Ga ada yang gratis di dunia ini.
Semua ada harganya dan semua harus di bayar.
Hanya masalah 'waktu' dan 'cara' pembayarannya saja yang berbeda.

Mei 01, 2015

Apa rasanya ya…para guru yang sibuk ngemodus penuh akal bulus demi mulungin fulus daripada mengajar dengan tulus dan ‘lurus’ saat mendengar PROFESI-nya masih digaungkan dengan gelar ‘PAHLAWAN TANPA TANDA JASA?’

Apa rasanya ya…para guru yang sibuk ngemodus penuh akal bulus demi mulungin fulus daripada mengajar dengan tulus dan ‘lurus’ saat mendengar PROFESI-nya masih digaungkan dengan gelar ‘PAHLAWAN TANPA TANDA JASA?’

Apakah mereka masih merasakan aura kepahlawanan tanpa tanda jasa itu saat menjalankan profesinya yang sudah banyak terpolusi demi mengejar money ?

Alhamdulillah, sejak dahulu kala aq sudah terkontaminasi bahwa tidak lagi mengagungkan satu profesi tertentu lebih mulia, berjasa dari profesi lainnya. Menyekolahkan anak-anak hanya sebagai syarat mengikuti standar perjalanan hidup orang kebanyakan saja tanpa berharap apa-apa. Asal diperlakukan baik, naik kelas trus..sudah cukup.

1430472228694294244
Lebih-lebih akhirnya mengalami sendiri saat anak pertama masuk SD, begitu juga anak kedua.

Terutama anak pertama yang istilah sekarang itu dominan otak kanan yang membuatnya menjadi anak yang ‘beda’ dari murid pada umumnya. Tidak standar, tidak bisa duduk diam, tidak takut ancaman, hukuman, nilai…yang oleh salah satu guru di sekolah waktu itu (sekarang sudah MTS) sampai disarankan ke Psikolog namun oleh Psikoloq tersebut menolak untuk menuliskan hasil ‘normal’ nya anak kami karena harus ada surat pengantar dari sekolah, pihak yang meminta. Namun pihak sekolah tidak bersedia mengeluarkannya ???

Dan karena tidak adanya laporan tertulis yang bisa menguiatkan noramlnya anaka kami, bukan autis, ADHD dan lainnya sepertinya guru tersebut penasaran, entah berapa kali memanggil kami orang tua untuk menghadapnya. Entah berapa banyak perlakuan ‘pembunuhan karakater’ yang dilakukan oleh guru tersebut. Entah bagaimana juga kami harus menghadapainya selain sabar. Karena pindah sekolah apalagi swasta tidak ada dalam budget kami dan juga sepertinya tidak menjamin yang gimana-gimana juga.

Sampai disatu pertemuan terucap ‘naik tajong’ (istilah untuk mengusir halus) anak kami dari sekolah tersebut padahal anak kami tidak bermasalah dalam menerima pelajaran. Nilainya bagus-bagus. TRY US !!! Alhamdulillah selamatlah anak kami sampai tamat di sekolah tersebut dengan waktu yang terasa lamaaaa sekali. Fiuuh….

Anak kedua disekolahkan berbeda dengan harapan akan mendapat akan ada perbedaaan. Glekh…dan tertulis di http://edukasi.kompasiana.com/2014/10/24/maksud-hati-ingin-mengajarkan-jiwa-entrepreneur-sejak-dini-apa-daya-kuasa-guru-lebih-berjaya-697909.html juga karena tagihan yang menurut aq itu mengada-ngada sekali lewat pengurus kas kelas yang setiap menagih selalu menggunakan atas nama guru kelas http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/07/kas-kelas-678632.html . 

Ada satu yang akhirnya mereka menyerah, yaitu menagih uang MENYAMPUL buku pelajaran. Karena kami hanya membayar sekali dan pas ditagih lagi kami menggantinya dengan 2 gulungan sampul plastik yang memang sudah dibeli saat persiapan masuk sekolah dan yang mengurus kas menolaknya. Kami juga menolak membayar uang untuk MENYAMPUL plastik  buku-buku pelajaran. Kami ga ada minta, tau-tau sekonyong monyong buku sudah diterima dalam keadaaan tersampul dan terlabeli nama anak kami dan itu berlaku untuk semua anak. Sampe baru bulan lalu akhirnay anak kami menerima buku pelajaran dalam keadaan belum tersampul. Woohoo…akhirnya. Dan anak kami sendirilah yang menyampul bukunya. Walo tidak standar rapinya paling ga anak kami jadi punya kepandaian baru, menyampul bukunya sendiri.

Saat menyaksikan tayangan tentang guru-guru yang memang betul ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ di Kick Andy atau Net Tv rasanya ajaib. Begitulah ADIL-nya Allah yah…guru-guru yang berkarakter baik, mengajarnya menarik disediakan untuk anak-anak  yang tempatnya susah sekolah, sedikit sekolah. Sedangkan di tempat yang sekolah berserakan setiap  berapa meter ada sekolah, guru-guru yang tersedia…seadanya. Gelkh….:(