G O O D T H I N G S C O M E T O G O O D P E O P L E

Ga ada yang gratis di dunia ini.
Semua ada harganya dan semua harus di bayar.
Hanya masalah 'waktu' dan 'cara' pembayarannya saja yang berbeda.

November 17, 2015

Mendidik Diri Sendiri Sebelum Mendidik Anak Itu....Seperti Asuransi

Tak ada yang lain yang kepikiran selain mendidik diri sendiri kalo sudah membicarakan merencanakan pendidikan anak sejak dini.  

Bahkan kalo memang serius, sudah dimulai sejak sebelum menikah. Saat memilih pasangan. Karena mendidik anak berarti kerja sama antara Ayah dan Bunda. Kerja sama dalam arti Bunda bisa mandiin anak, Ayah juga bisa mandiin anak. Bunda menjaga anak, berarti Ayah juga bisa menjaga anak. Bukan Ayah semata-mata kerja dan saat di rumah hanya bagian anak saat manis dan lucunya saja. Giliran anak menangis, pup diserahkan ke Bunda padahal melihat dan tahu Bunda sedang sibuk urusan lain dan Ayah sedang tidak melakukan apa-apa. 

Mendidik anak sejak dini juga berarti menggunakan berbagai macam referensi. Lewat berbagai media dan siapa saja. Karena jadi orang tua itu tidak ada sekolah formalnya. Jadi kalo tidak dimulai dari mendidik sendiri lewat belajar otodidak lewat buku, majalah, seminar dan lain-lain akan terasa berat dan memiliki anak serasa beban. 

Brr...jahatnya bila menganggap anak sebagai beban yah. Padahal ga ada satu anakpun yang minta apalagi merengek-rengek minta dilahirkan. Setelah dilahirkan pun mereka tidak bisa memilih untuk dibesarkan dan dididik oleh orang tua seperti apa.  Anak juga tidak bisa menyuruh-nyuruh orang tuanya belajar dulu tentang merawat fisik dan mendidik anak. Agar anak terhindar dari frustasinya dirawat oleh orang tua yang tidak konsisten, yang abai, yang sombong, orang tua yang tukang ngeluh dan sejenisnya. 

Yang saat anak meng-copypaste perilaku tersebut orang tua malah marah. Glekh..  

Seandainya benarlah anak bisa memilih siapa orang tua yang pantas mendidik mereka, jangan-jangan lebih banyak anak yang tidak memilih orang tua asli yang melahirkan mereka sebagai orang yang mendidik, membesarkan mereka. Iihh...serem. 

Jadi jauhilah diri qta sebagai orang tua dari MERASA paling berjasa dalam hidup anak-anak qta. Mungkin mereka kalo bisa memilih, akan melakukan pilihan yang akan mengejutkan qta seperti tadi.

Karena selalu ada dua sisi untuk setiap hal 

Maka 

Panutan, Teladan itu apa-apa yang DILAKUKAN dan YANG TIDAK DILAKUKAN Orang tua yang ADA, HADIR disekitar anak dan orang tua yang TIADA, TIDAK HADIR disekitar anak itu sudah SAMA-SAMA MENGASUH, MENDIDIK anak 

Jadi bae-bae lah introkesi lebih mendalam lagi saat mendapati anak berperilaku buruk. Jangan sampai orang tua itu sepasang tapi selalu hanya SALAH SATUnya yang selalu MERASA paling benar sendiri, MERASA BUKAN PENYEBAB saat menghadapi anaknya berkelakuan buruk hanya karena TIDAK PERNAH ADA disekitar anak. Yang bergaransi tidak jadi solusi dan tidak akan ada yang hepi. 

Mendidik anak sejak dini juga berarti bernyali untuk terus menerus intropeksi diri, memperbaiki diri tanpa henti. Dengan berlaku intropeksi dan memperbaiki diri sudah mendidik anak untuk berani mengakui, jujur dan menjadi diri sendiri yang original asli bukan imitasi. Agar ke  depannya tidak tergoda untuk menjadi potokopi dari orang lain yang biasanya akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. (korupsi karena ingin bergaya hidup seperti iklan di majalah atau ditipi, operasi plastik agar jadi mirip selebriti dan lainnya) 


Hmm.. walo mendidik anak sejak dini seperti identik dengan dunia pendidikan terutama pendidikan formal tapi yang terbayang oleh kami, anak-anak kami nanti adalah anak-anak yang mandiri juga sejak dini dengan kemampuan mereka menghasilkan uang sendiri untuk keperluan pendidikan atau hidup mereka nanti. Sehingga kami lebih fokus untuk merencanakan membangun jiwa entrepreneur sedini mungkin dalam jiwa mereka. Anti gengsi dan mencegah dari kecanduan pujapuji. 



Mendoktrin ini pada diri sendiri dan anak-anak. Bahwa mamam gengsi, pengen dikagumi dan dipujapuji itu ngeriii. Bisa membuat orang melakukan apa saja yang tidak semestinya. 


Juga ini, agar selalu waspada saat ingin berkeluh kesah, coba dicek ini...karena bisa dipastikan 3 inilah yang membuat diri MERASA kurang. 

Dan ini, agar hidup itu dijalani dengan hepi. Targetnya dari dunia sampai akherat nanti. Yang artinya materi, jadi kaya itu MEDIA, PERANTARA bukan tujuan. Agar dalam pencariannya selalu takut tentang halal haramnya.  




Ada ini juga, tameng saat melihat iklan di berbagai media yang mengemas hidup itu bahagia lewat benda harta berharga, gaya hidup yang banyak gaya padahal semua itu semata jualan belaka yang fokusnya agar membuat yang nonton pengen beli  


Ada lagi yang ini agar mereka mawas diri saat melihat orang lain yang mereka idolakan dimasa pertumbuhannya. Kriteria kehebatan manusia itu terletak dari banyaknya manfaat yang dihasilkan dari perkataan perilakunya. Bukan banyak harta, bukan seberapa populernya, seberapa banyak yang memujanya...    


Sejak dunia pendidikan sudah penuh dengan orang-orang, guru-guru yang lebih sibuk fokus ngemodus penuh akal bulus demi mulungin fulus daripada MENDIDIK dan MENGAJAR yang membuat kami tidak lagi menggiurkan untuk dijadikan panutan dan patokan mendidik anak maka fokus mendidik sejak dini menjadi semakin penting maka fokus kami beralih menjadi pada baiknya budi pekerti, bagusnya pikiran dan hati, hepi, mandiri, segera bisa nyari duit sendiri :)) dan kesadaran bahwa hidup di dunia ini berlanjut lagi nanti...setelah mati.  



Walo berusaha untuk terus intropeksi diri dan memperbaiki saja tidak jadi membuat hasil didikan qta sempurna. Jadi berbesar hati lah. Bahwa qta orang tua tidak sempurna dan begitulah pula dengan anak-anak qta

#ngacaduluyangkhusu



November 02, 2015

Semua Profesi Itu Sama Mulianya

@tempodotco Heboh Suap Dokter: Tak Bisa, Resepkan, Nanti Aku Kasih Mobil
Jadi terngiang jaman hamil pertama. Sempet bingung tuh..periksa kemana yah. Baru hamil. Dah ke spesialis aja. Pergilah...tanya dulu, bayar dokter berapa..30rb. O..ok. Antrilah. Selama antri itu ngamatin pasien yg keluar, yg nebus obat...what koq hampir 100rb semua yah bayar obatnya. Hamil doang aja gitu...obat apaan. Gitu kan mikirnya. Dah langsung ill feel aja tuh dan udah mau batal. Ya sudah qta ikutin aja dulu,tanggung udah ngantri.

Masuklah..ditanya, diperiksa sama asistennya yang perempuan. Terakhir dibilang "dua minggu ke sini lagi."
"Buat apaan dok, koq dua minggu dah balik lagi"
"qta liat perkembangannya bla..bla..." yang kalo menurut aq mah kayak yang nakut2 in gitu.Dah antri resep, pas nebus, bener 89rb kalo ga salah. Aq bayar ? enggak...aq tanya ke apotekernya, "ini apa aja koq bisa banyak dan mahal'
"Vitamin, buat nguatin janin apa rahim dan seterusnya..."
"O..gitu,ga usah aja deh kalo gitu..." sambil pergi.

Abis gitu, periksa selanjutnya ke Bidan....PUSKESMAS. Iihiiyy...cuma bayar pendaftaran 3rb (2002), vitamin gratis. Periksanya juga pindah pindah puskesmasnya...disini judes, bulan depan ke puskesmas lain...sampe yang sreg itu puskesmas balai kota.Dan dari bidan puskesmas jadi tau kalo periksa hamilnya sebulan sekali aja cukup. Kecuali kehamilannya ada yang lain-lain. Kalo sehat mah, ga perlu usg sering-sering. Itu mah...yah tau sendirilah Bu kenapa nya.

Alhamdulillah sehat hamil dan sehat lahir.

Pasien kayak aq adalah mimpi buruk buat dokter-dokter modus ya .. haha..

Tapi yaa...karena selalu ada dua sisi untuk segala hal, dokter begitu pun ada aja rejekinya.Masih banyak koq yang suka bangga-bangga walo gayanya kayak yang ngeluh "aq kalo ke dokter itu pasti aja habisnya sekian ratus ribu.Karena obatnya ga bisa sembarangan...bla..bla..",Merasa istimewa karena diresepin obat.vitamin mahal. apalagi dokternya terkenal ((katanya))

Yang greget itu yang KALO yang ga mampu, bergaya seolah-olah ga ada pilihan lain, periksa selalu ke dokter spesialis sambil abis gitu ngeluh atau pake pinjem uang dulu. DEMI YANG TERBAIK UNTUK BAYI !

Koq aq yang malu yah dengernya...

Alhamdulillah aq mah mamamnya masih nasi, roti, mie atau cuanki yah...duhh kalo mamamnya gengsi, cemilannya pujapuji, candunya pengen selalu dikagumi mah..


Atau saat baca pengalaman orang lain di media yang niat berobat ke dokter anak karena ANAKNYA SAKIT eh malah berusaha MENG-SUGESTI bahwa ASI itu tidak mencukupi dan lain-lain agar BERALIH ke susu formula merk tertentu. Mejiknya doktrin hedonisme yah...jualan bisa dimana saja, lewat siapa saja.

Duluu...rasanya liat profesi dokter itu gimanaa yah, penyelamat nyawa,penyembuh, sangat berjasa dalam kehidupan manusia. Sekarang dokter begitu cuma bisa tau BENERAN ADA itu lewat acara tipi tertentu sajaIihh...ga ada perasaan...bersalah atau hina gitu yah saat ngemodusin pasien. Brr...what a  p a t h e t i c !
Yang menyedihkan nya itu pasien yang bangga duitnya abis karena selalu nurutin apa-apa yang dokter katakan. Ganti atau tambah susu formula merk ini selain ASI...beli, nurut. Di resepin vitamin padahal bayi atau anaknya baik-baik aja...beli. Padahalll...keluar dari tempat praktek trus ketemu lagi dijalan itu dokter ga akan hapal sama kita, ga akan tau nama anak qta.

Gimana kalo perusahan asuransi ikutan menjadikan dokter KARYAWAN mereka yah..beuh bisa sejam lebih tiap pasien di dalam karena DIPROSPEK :))
‪#‎ngacaduluyangkhusu‬

Air Pada Fatamorgana Itu Tidak Nyata...Menyaqininya Nyata Itu Seperti MERASA Diri Sendiri Manusia PALING Soleh/Solehah Sedunia

[caption caption="Masih bisa dinamai koreksi untuk memperbaikikah, apa-apa yang ditulis selama i ni ? Yaqin itu bukan didasari digerogoti rasa benci, iri dan penampakan nyata dari penyakit hati ? Hmm..."][/caption]


















Ajaib dan Takjub
Bila membaca, mendengar
Orang yang MERASA baik, paling baik, MERASA menjalankan agama paling sempurna trus..trus-trusan mengoreksi ibadah, amalan, perbuatan orang lain. Semua salah kecuali kalo SAMA dengannya. Semua jadi dosa kalo tak
sesuai dengan ILMUnya.

Jadi akuntan dosa-pahala pada hidup orang lain. Sampai bernyali meneraka-surgakan orang lain. BAHKAN PADA YANG SEIMAN DENGANNYA !

Wow...mejik ya ?!

Padahal Allah saja mengutus DUA malaikat untuk mencatat perbuatan manusia. Inii....dia sendirian ngitungin dosa-pahala banyak orang !!!

Padahal untuk sampai ke surga - neraka itu ada PROSES nya. Yang jelas semua harus mati dulu. Diaa...seucap kata saat itu juga bisa yaqin orang-orang tertentu yang masih hidup pasti masuk neraka

Persis sis cerita saat setan dikeluarkan dari surga. Diawalin karena setan MERASA lebih baik dari Nabi Adam AS. , kemudian setan mencela Nabi, bahkan kemudian setan jadi berani berbantah-bantahan dengan ALLAH SWT ! Dan taddaa...setan pun resmi jadi penghuni neraka !

Setan tidak membunuh, tidak mengedarkan narkoba, bukan teroris...setan itu jadi penghuni neraka HANYA DIAWALI DARI MERASA LEBIH saja. That's it !

Kutukan Kalo sudah MERASA lebih BERGARANSIAktivitas Selanjutnya hanya sibuk MENGURANGI orang lain.

Membenci pun jadi hobi.Berselisih dicari-cari demi kepuasan dan pembuktian paling benar sendiri ?? 

Entah hanya dalam hati, entah keluar jadi caci maki, entah hanya sebatas menyebar benci...

Iihh bbrrr...nauzubilamindzaliq seluruh turunan Ya Allah...

#ngacaduluyangkhusu

[caption caption="bae-bae...tanya aja ke diri sendiri dulu yah ?"]

[/caption]
Baiknya sih yah tidak pernah MERASA diri ini baik, soleh/hah, pinter bila ingin menjadi orang baik, soleh/solehah, pinter

September 28, 2015

Our Family Adventure To Win #NZFamilyTrip .. Aamiin





udah kebayang serunya kalo beneran sampai ke New Zealand...pengen skydiev, bungee jumping,, paralyang...aaaa pengen semuaaaa.... Aamiin Ya Rabbal'alamin